Kamis, 05 Agustus 2010

Ritual Nyadran Mendoakan Keselamatan Leluhur


Sudah menjadi tradisi, menjelang ramadhan umat muslim di berbagai daerah melakukan ziarah kubur. Di Yogjakarta, tepatnya di Desa Wijirejo, Bantul, warga di sini menggelar ritual nyadran. Mereka melakukan kirab sepanjang 3 kilometer dengan diiringi beragam kesenian, dan melakukan ziarah ke makam leluhur.
Ritual nyadran ini antara lain digelar warga Desa Wijirejo, Pandak, Bantul, Yogyakarta. Ritual diawali dengan kirab gunungan dari halaman kantor desa.
Kirab gunungan ini dikawal pasukan kraton dengan panji-panji khas Pandakan menuju Makam Sewu, tempat makam seorang sesepuh desa yang juga pemuka agama Islam, yakni Panembahan Bodho. Nyadran ini dimaksudkan untuk mendoakan para sesepuh yang telah lebih dulu menghadap sang khalik, sekaligus untuk memanjatkan doa untuk keselamatan warga menjelang datangnya bulan suci ramadhan.
Kirab sepanjang 3 kilometer ini juga dimeriahkan berbagai kelompok kesenian, seperti kelompok barongsai serta Reog Ponorogo. Arak-arak mendapat perhatian warga di sepanjang jalan yang dilalui peserta kirab.
Upacara nyadran juga digelar warga Dusun Krandon Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta. Dalam kesemapatan ini, warga juga berbondong-bondong berziarah ke makam leluhur, untuk mendoakan  keselamatan para leluhur.

Sesampai di komplek makam, warga langsung mengikuti pembacaan tahlil dan doa yang dipimpin seorang  pemuka agama. Ziarah kubur ini untuk mengingatkan warga akan hari kematian, sekaligus untuk mensucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan.
Usai mengikuti doa bersama, warga kemudian mendapat bingkisan berupa nasi dan lauk-pauk, tradisi nyadran yang menjadi salah satu kearifan lokal ini selalu dipertahankan oleh masyarakat Dusun Krandon Wedomartani Ngemplak, selain merupakan warisan leluhur juga bertujuan untuk meningkatkan tali silaturrahmi. (Gandung Jatmiko dan Sudaryono/Sup)

Sumber : www.indosiar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar